Aku membaca koran pagi. Kau merajut switer kecil warna hati, “Untuk bayiku nanti.” Sepenggal berita kriminal menguap bersama pisang goreng dan wangi kopi. “Kau tahu warna cinta”, bibirmu berbisik di kupingku semalam (saat peluh masih belum kering dari kulit kita). Aku terdiam kebingungan, hingga pagi ini: Aku mengeja kenangan, sementara kau meniti harapan. Di beranda. Dua beranda yang berbeda.